RAKYAT MERDEKA — Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu pagi, 18 Juni 2025. Rupiah dibuka di level Rp16.307 per dolar AS, turun 17,5 poin atau 0,11 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di posisi Rp16.289.
Mata Uang Asia Kompak Melemah
Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya juga menunjukkan pelemahan:
- Ringgit Malaysia melemah 0,13%
- Baht Thailand turun 0,15%
- Peso Filipina melemah 0,17%
Namun, ada juga mata uang regional yang berhasil menguat:
- Yen Jepang naik 0,08%
- Dolar Singapura naik 0,05%
- Won Korea Selatan menguat 0,19%
Mata Uang Negara Maju Campur Aduk
Di sisi lain, mata uang negara maju mencatatkan pergerakan beragam:
- Euro naik 0,14%
- Poundsterling Inggris menguat tipis 0,02%
- Dolar Australia naik 0,12%
- Franc Swiss justru melemah tipis 0,02%
Penyebab Melemahnya Rupiah
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyebut pelemahan rupiah terjadi akibat penguatan indeks dolar AS. Situasi geopolitik global, terutama konflik Iran–Israel yang masih memanas dan keterlibatan AS, turut memicu ketidakpastian pasar.
“Indeks dolar AS menguat karena perang Iran-Israel belum selesai dan AS mulai terlibat aktif membantu Israel,” jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/6).
Walau demikian, menurut Ariston, penguatan dolar AS hari ini kemungkinan tidak akan terlalu besar karena sentimen The Fed yang cenderung menahan penguatan dolar.
Prediksi Pergerakan Rupiah
Ariston memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran:
- Support: Rp16.250
- Resistance: hingga Rp16.300
Dengan kondisi saat ini, pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan geopolitik dan arah kebijakan moneter AS yang sangat berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang di pasar global.