Bocah Kirim Surat untuk Joe Biden, Mohon Agar Ayahnya Tak Dideportasi

Bocah Kirim Surat untuk Joe Biden, Mohon Agar Ayahnya Tak Dideportasi

Rakyat Merdeka — Seorang anak laki-laki umur 9 tahun mengirim surat untuk Joe Biden dan memohon agar ia dan ayahnya tak dipisahkan kembali untuk ketiga kalinya.

Bocah ini juga khawatir ayahnya dideportasi dari Amerika.

Menyadur dari laman NBC News, pada Jumat (05/02), Fernando memberikan surat dalam bahsa Spanyol pada pengacaranya agar disampaikan pada Joe Biden yang meminta ayahnya pergi dengan bebas.

Fernando dan ayahnya, Ubaldo Ochoa Lopez pergi dari Guatemala sekitar dua tahun yang lalu untuk mencari suaka di AS. Ia yang saat itu berusia 6 tahun, dipisahkan dari ayahnya oleh otoritas imigrasi.

Fernando adalah salah satu dari 2.800 anak migran yang dipisahkan dari orangtuanya pada tahun 2018 sebagai bagian dari kebijakan ‘tanpa toleransi’ yang digagas Donald Trump untuk mencegah migran mencari suaka.

Setelah berpisah selama 2 bulan, Fernando dan ayahnya dipertemukan kembali. Pengacaranya, Andani Alcantara mengatakan perpisahan itu meninggalkan trauma bagi mereka.

Ilustrasi surat. (Shutterstocks)

Setelah bersatu kembali, mereka melanjutkan upaya hukum untuk mendapatkan suaka, tetapi dipisahkan lagi pada bulan Oktober dengan alasan yang berbeda. “Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) menahan Ochoa Lopez  karena mengemudi saat mabuk,” kata Alcantara.

“Itu hanya pelanggaran Kelas B, tetapi ICE memperlakukannya sebagai kejahatan besar dan menjadikannya alasan untuk memisahkan kembali Ubaldo dengan anaknya yang tidak memiliki orang tua lain di AS,” dia berkata.

Dalam suratnya, Fernando menulis tak bisa berkumpul dengan ayahnya saat Natal. Ia juga merasa iri ketika melihat anak-anak lain bisa merayakan Natal bersama orangtua mereka.

“Saya sangat sedih melihat orang tua lain bermain dengan anak-anak mereka, karena saya tidak bisa bermain dengan ayah saya atau menerima pelukan dari ayah saya.”

Alcantara menuduh ICE sengaja memisahkan kembali Fernando dengan ayahnya hingga bocah umur 9 tahun itu mengalami trauma.

“ICE memiliki keleluasaan untuk mengeluarkan siapa pun dari tahanan.”

“Dan mereka memilih untuk tidak melakukannya. Bocah berusia 9 tahun ini menangis di telepon dengan Ubaldo karena sudah lama tidak bertemu ayahnya.”

Related posts