Mengenal Taman Sari Yogyakarta

RAKYAT MERDEKA – Taman Sari merupakan sebuah taman yang berada di kompleks Keraton Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman Sari sendiri adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dilansir dari jurnal Di Balik Keindahan Bentuk Hiasan Sengkalan Memet Pada Gapura Taman Sari, karya Aryo Sunaryo, taman ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I di abad ke-18.

“Dulu, di zaman kolonial Belanda, orang menyebut Taman Sari sebagai ‘Puri di atas air’ atau Waterkasteel,” tulis Aryo dalam jurnalnya.

Taman Sari Jogja, Menelusuri Jejak Permaisuri di Masa Lalu

Taman Sari lebih dikenal dengan nama Fragrant Garden di dalam Bahasa Inggris, atau juga dikenal dengan Taman Harum. Hal ini dikarenakan banyak pepohonan dan bunga-bunga yang ditanam di perkebunan pada sekitar bangunan.

Sementara itu, menurut Sekilas Bangunan Pesanggrahan Taman Sari Yogyakarta, karya Theresiana Ani Larasati, Taman Sari bisa diartikan sebagai tempat yang dibangun untuk bercengkrama dan rekreasi.

Ini semua dapat dilihat dari lorong-lorong, taman bunga, dan kolam pemandian yang lebar dan tidak terlalu dalam. Walaupun demikian, Taman Sari tidak dibuat bukan hanya untuk keperluan rekreasi saja.

“Hal tersebut dapat dilihat adanya bangunan ‘urung-urun’ atau jalan bawah tanah yang dibangun cukup banyak, juga bangunan pulo cemethi yang berfungsi untuk tempat peninjauan bila musuh datang,” tulis Theresiana.

Zwembaden in het waterkasteel Taman Sari te Jogjakarta. 1930
Taman Sari juga memiliki daya tariknya tersendiri, daya tarik tersebut terletak pada Umbul Pasiraman yang merupakan kolam pemandian untuk sultan, para istri, serta para putra-putri mereka.

Situs resmi Kraton Jogja melansir, di tahun 1867,  bangunan-bangunan di Yogyakarta runtuh karena terjadinya gempa besar yang melanda Yogyakarta.

Dan pada kompleks Taman Sari, rusak cukup parah akibat gempa yang terjadi. Karena bencana tersebut, banyak penduduk yang membangun hunian di antara puing bangunan.

Kemudian, renovasi pun dimulai pada tahun 1977, akan tetapi hanya sedikit bagian dari bangunan Taman Sari yang dapat diselamatkan saat itu.

Di tahun 2006 pun, gempa besar kembali melanda Yogyakarta dan sekali lagi menyebabkan kerusakan pada Taman Sari. Sejak saat itu, renovasi dan revitalisasi pun kembali dilakukan. Beberapa bangunan dapat diperbaiki, diperkuat, dan di lapis ulang.

 

Sumber:

Sunaryo, A. 2005. Di Balik Keindahan Bentuk Hiasan Sengkalan Memet pada Gapura Taman Sari. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Hal: 2-5

Larasati, T.A. 2014. Sekilas Bangunan Pesanggrahan Taman Sari Yogyakarta. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. Hal: 1-2

Related posts