Plastik & Mobil Suami Mirna Yang Menjadi Misteri

plastik-mobil-suami-mirna-yang-menjadi-misteri

Rakyatmerdeka.co – News Jessica Kumala Wongso memperlancar tudingan terhadap suami Wayan Mirna Salihin, Arief Setiawan Soemarko. Terdakwa kasus pembunuhan Mirna itu mengungkit berkaitan bungkusan plastik dari Arief terhadap pegawai Kafe Olivier bernama Rangga.

Jessica juga mengakui mendapatkan informasi dari seseorang penasihat hukumnya, Hidayat Mustar, bila Arief pernah bertemu salah satu pelayan Kafe Olivier, bernama Rangga.

” Ada satu diantara orang Mochtar Amir mengakui melihat Arief memberi bungkusan plastik hitam ke kepada Rangga, satu hari sebelum saat Mirna wafat (Selasa, 5 Januari 2016). Tepatnya jam 15. 50, ” tutur Jessica waktu membacakan duplik atau jawaban di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis 20 Oktober 2016.

Saat berjumpa dengan Arief, Jessica melanjutkan, Rangga mengenakan baju kotak-kotak. ” Pernah ada satu orang yang menunggu untuk bertemu dengan Arief Soemarko, ” papar Jessica lagi.

Terlebih dulu, Otto mengatakan saksi Rangga bertindak sebagai barista atau peracik kopi di Kafe Olivier, pernah didatangi orang misterius untuk membunuh Mirna. Orang tidak di kenal itu disebut-sebut mengenakan pakaian loreng waktu mendatangi Kafe Olivier, sebelum saat insiden ‘kopi sianida’ terjadi.

Otto mengungkap, ‎fakta itu ada di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang diserahkan JPU serta polisi.

Dalam BAP itu, kata Otto, ada seorang yang menitipkan duit Rp 140 juta, diduga dari suami Mirna, Arief Soemarko.

” Rangga itu mengaku sama dokter waktu diperiksa, dia juga mengiyakan bila dia terima transfer dari Arief untuk bunuh Mirna. Rangga mengiyakan, serta itu ada pada BAP polisi. Kami bukan mengada-ada, ” tutur Otto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu 27 Juli 2016.

Menjawab tudingan itu, suami Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko, tidak menolak ada pihak yang menyudutkannya dengan menuduh sebagai pembunuh Mirna.

” Itu suatu fitnah menurut saya. Waktu itu katanya ada wartawan yang hampiri (kafe) Olivier, menuduh saya memberikan uang ke Rangga untuk membunuh Mirna, ” terang Arief di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Baca Juga : ” Jaksa Tunjukkan Foto Ruang Tahanan Jessica Yang Lux “

Arief menyatakan, ketika itu dia sama sekali tidak ada di kawasan Sarinah. Hal semacam itu dapat dia tunjukkan lewat keterangan pihak-pihak yang bersamanya waktu itu. Dia menyampaikan, waktu itu tengah berkumpul bersama keluarga.

” Ada saudara saya bersama suaminya pingin lihat apartemen saya. Jam 1 atau 2 dia datang ke apartemen saya serta sampai jam 6. Mereka bisa jadi saksi, ” tambah dia.

Karenanya, dia tidak ingin menggubris tuduhan itu dikarenakan baginya sudah tidak masuk akal. ” Ini pencemaran nama baik. Saya telah kehilangan semua, namun masih tetap disalahin. Ini kan tuduhan yg tidak berarti, bakal kelihatan bodoh nanti, ” tegas Arief.

Arief berencana melaporkan Jessica, Pengacara, serta seseorang wartawan lantaran sudah memfitnahnya. Menurut Arief, pelaporan bakal ia lakukan selesai putusan hakim pada Jessica, terdakwa dalam kasus kopi sianida.

” Kita hormati persidangan, habis sidang ini bakal kita laporkan, ” tutur Arief setelah berkonsultasi dengan polisi.

plastik-mobil-suami-mirna-yang-menjadi-misteri

Ia menyatakan, tuduhan terhadapnya yang memberi uang Rp 140. 000. 000 pada bartender Cafe Olivier tidak benar adanya.

Ia juga menuding tak konsistennya pihak Jessica mengatakan fitnah pada dianya. Ia terasa aneh dengan info yang berbelit-belit serta berubah-ubah itu.

” Dia bilang saya berikan pakai kantong kresek, trus katakan ditransfer, tuturnya ada pertemuan dengan Rangga tanggal 5, meskipun sebenarnya tanggal 5 itu saya tengah bersama saudara saya, serta saudara saya bisa bersaksi sebab itu, ” jelas Arief.

Waktu membaca duplik, Jessica juga menyesalkan perbuatan Arief Soemarko yang membawa istrinya, Wayan Mirna Salihin dalam kondisi tak sadar ke RS Abdi Waluyo dari Olivier dengan mobil pribadi.

” Terus terang dari hati terdalam, saya tak setuju dengan Arief serta Hanie (teman Mirna serta Jessica) yang langsung membawa Mirna ke rumah sakit, ” ucap Jessica.

Menurut Jessica, keputusan Arief membawa Mirna itu tanpa memberikan peluang pada dokter yang ada di klinik, yaitu dokter Andi untuk memberikannya pertolongan. ” Meskipun sebenarnya menurut dokter Andi, jantung Mirna bagus, suhu stabil, ” tutur Jessica.

Jessica juga menyesalkan Arief tak membawa Mirna ke rumah sakit dengan ambulans. Meskipun sebenarnya pertolongan pada Mirna dapat dilakukan didalam ambulans.

” Arief membawa Mirna ke RS Abdi Waluyo dengan mobil pribadi, bukanlah ambulans. Apabila dilakukan pertolongan pertama di dalam ambulans, mungkin saja Mirna tak meninggal, ” ucap Jessica.

Diawalnya, pengacara Jessica, Otto Hasibuan menyampaikan clientnya bakal memberi surprise pada persidangan ke-31 dengan agenda pembacaan duplik. Otto mengklaim, keterangan Jessica bakal membuat ramai.

” Anda percaya? ‎Nanti Jessica akan menjawab itu tuangan apa. Gempar nanti itu, ” ucap Otto di sela-sela skorsing sidang, Senin, 17 Oktober.

Otto menjelaskan, poin utama yang bakal diungkapkan pada dupliknya yaitu menunjukkan kalau Mirna tewas bukan dikarenakan sianida. Tak ada pembunuhan berencana ‎menggunakan toksin dalam perkara ini. Dengan begitu, masalah harus ditutup.

” Kami bakal tetap membuktikan kalau itu (toksin sianida) tak ada. ‎ Bila didalam badan korban negatif sianida, pasti tak dapat disimpulkan ada kematian akibat pembunuhan (dengan sianida), ” Otto menandaskan.

Dalam dupliknya, Jessica mengakui cukup menanggung derita mendengar materi replik yang disampaikan JPU pada Senin 17 Oktober 2016. Dia langsung menyinggung masalah kondisi sel tahanan yang ia tempati selama empat bln. mendekam di Polda Metro Jaya.

Dia bersikukuh ruang tahanan sempit, yang ia sebut sel isolasi itu, memanglah tak manusiawi. Banyak tikus keluar-masuk di sel itu.

” Tikus kerap keluar dari lubang pembuangan yaitu sebagaimana saya katakan di persidangan ini. Sel isolasi itu dipakai untuk tahanan yang lakukan pelanggaran waktu ditahan serta untuk tahanan masalah pembunuhan yang baru di tangkap, ” ucap Jessica.

Menurut Jessica, setiap tahanan baru kasus pembunuhan memanglah senantiasa diletakkan di sel isolasi terlebih dulu. Tetapi cuma beberapa minggu, mereka lalu dipindahkan ke sel tahanan biasa. Tidak empat bln. seperti dirinya.

” Mustahil saya ingin berlama-lama di ruangan itu, serta penyidik kerap menakut-nakuti saya bila tahanan lain dapat berbuat jahat pada saya, ” tutur Jessica.

Dia juga mengakui difitnah jaksa dengan menayangkan slide photo ruangan tahanan mewah. JPU saat itu menuding Jessica berbohong.

‎ ” Apa yang dipertunjukkan JPU yang menurut JPU yaitu sel saya, yang sesungguhnya yaitu ruangan serbaguna yang dipakai juga oleh tahanan lain untuk kerohanian, konseling dengan psikolog atau petugas, ” tutur Jessica dalam persidangan, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Jessica tidak menyangka ‎foto-foto itu malah dipakai untuk memfitnahnya di persidangan. Jessica menilai, jaksa berniat ingin melukiskan dirinya sebagai pembohong.

Dia juga mengeluhkan beberapa isu liar yang menyudutkannya sepanjang ditahan dalam masalah ini. Dia sedih terhadap pandangan publik, terlebih penyidik serta jaksa yang senantiasa lihat dirinya sebagai orang yang salah.

” Waktu saya lihat Mirna meninggal saya diam, saya disebut pembunuh berdarah dingin. Waktu saya tersenyum juga di sebut tak menghormati Mirna. Semua yang saya lakukan salah, ” papar dia.

Alumnus Billy Blue Collage, Australia, itu mengaku begitu sedih pada tuduhan-tuduhan yg tidak pernah ia perbuat. Jessica merasa jaksa sering memfitnah untuk tunjukkan ke umum kalau dirinya bersalah.

” Fitnah itu adalah lebih kejam dari pembunuhan. Ini sangat kejam waktu saya disebut bersyukur masih tetap hidup, sedang Mirna sudah meninggal. Bisa jaksa pikirkan bagaimana seandainya anak jaksa, keluarga jaksa, ada dalam posisi saya, ” kata Jessica.

Di kesempatan ke-2 melakukan pembelaan, Jessica menyimpan harapan pada Presiden Jokowi supaya ikut memperhatikan nasibnya. Jessica menginginkan Jokowi meyakinkan kalau persidangan kasusnya steril dari intervensi pihak manapun.

” Saya sebagai warga Indonesia dengan sepenuh hati memohon pada bapak (Jokowi) untuk memperhatikan hak saya dalam satu peradilan ini yang berdasarkan bukti persidangan tanpa ada intervensi pihak luar, ” sambung dia.

Jessica menyatakan, dirinya siap dihukum bila memang terbukti membunuh Mirna. Tetapi hal semacam itu diakui Jessica tak pernah dia lakukan, terlebih sampai persidangan berlangsung 31 kali, tak ada satu juga bukti yang tunjukkan dianya menaruh racun di kopi Mirna.

” Saya ikhlas untuk dihukum. Tetapi faktanya tidak ada bukti yang tunjukkan kalau saya seorang pembunuh, lantaran saya bukan seseorang pembunuh, ” papar Jessica.

Karena itu, Jessica Wongso bertekad selalu memperjuangkan keadilan sampai dianya dinyatakan tidak bersalah serta bebas dari jeratan hukum.

” Saya bakal bertanggung jawab sampai titik terakhir untuk memperoleh kebebasan saya. “

Related posts

Leave a Comment