Pemakzulan Donald Trump Oleh DPR AS

Rakyatmerdeka.co – Donald Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah Amerika Serikat yang dimakzulkan oleh DPR. Presiden AS yang berusia 73 tahun ini membantah bahwa ia melakukan kesalahan. Ia pun menuduh Demokrat melakukan serangan terhadap Amerika karena mengajukan tuduhan terhadapnya atas upayanya menggeser Joe Biden, saingannya di pemilihan presiden setelah ini. Ia dituduh telah menekan Ukrania untuk mengumumkan penyelidikan terhadap Joe Biden.

230 suara memilih untuk memakzulkan dia karena penyalahgunaan kekuasaan. Sedangkan 229 memilih untuk memakzulkan dia pada obstruksi. Tidak satu Republikan pun yang memilih mendukup pemakzulan, ini mencerminkan polarisasi Amerika di bawah Donald Trump.

Beberapa berspekulasi bahwa Demokrat dapat menolak untuk mengambil langkah-langkah untuk memberikan pasal-pasal pemakzulan kepada senat. Ini merampas ruang atas kesempatan untuk mengadakan persidangan dan membebaskan Donald Trump.

Pada konferensi pers, senior Demokrat Nancy Pelosi berujar bahwa ini adalah hari yang berat bagi konstitusi AS. Kegiatan nekat presiden mengharuskan kita untuk memperkenalkan artikel-artikel pemakzulan. Ini merupakan sesuatu yang menyedihkan bagi Amerika.

Jerry Nadler, ketua komite kehakiman pun angkat bicara, “Seorang presiden tidak boleh diizinkan menjadi seorang diktator,” katanya. “Trump sudah menimbukan resiko serius dan tidak bisa terbantahkan lagi.”

Trump akan diadili di tahun baru di Senat yang dikuasai Partai Republik. Dimana mayoritas dua pertiga suara diperlukan untuk menghukumnya, menurunkannya dari jabatan presiden, dan mendiskualifikasi dia dari pencalonan.

Baca Juga: Prediksi Saham Properti Indonesia 2020

Donald Trump akan bergabung dengan Andrew Johnson dan Bill Clinton sebagai presiden yang dimakzulkan karena “kejahatan berat dan pelanggaran ringan”, tuduhan paling serius dalam konstitusi.

Donald Trump dituduh menyalahgunakan kekuasannya untuk memaksa Presiden Zelensky dari Ukrania untuk mengumumkan penyelidikan ke dalam urusan bisnis Hunter Biden, putra Joe Biden. Dan ke teori konspirasi dimana Ukrania, bukan Rusia, ikut campur dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 lalu yang membawa Trump ke kekuasaan.

Sebelum dimulainya debat 6 jam di DPR yang dikendalikan demokrat, Trump sempat menulis Tweet di akun resminya:

“Bisakah Anda percaya bahwa saya akan dimakzulkan hari ini oleh Radikal Kiri, Demokrat yang tidak berguna, DAN SAYA TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN!”

Related posts