52 Ribu Sekolah Dites Covid Per Bulan Untuk Cegah Klaster PTM

RAKYAT MERDEKA – Test Covid-19 akan dilakukan kepada 1,7 juta rombongan belajar di 52 ribu sekolah di setiap bulannya selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Rombongan belajar sendiri adalah kelompok peserta didik pada satuan kelas dalam satu satuan pendidikan alias satu kelas.

“Biayanya sudah kita hitung, ini make sense. Jadi ada 52 ribu sampel sekolah akan kita testing, dan 1,7 juta rombongan belajar ditargetkan testing setiap bulannya, atau ada 30 ribu testing [ke rombongan belajar] sehari,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Konferensi Pers virtual tentang PPKM, Senin (27/9).

Apabila nanti ditemukan kasus positif Covid-19 ketika PTM berlangsung, nasib kegiatan belajar mengajar akan dilihat dari hasil positivity rate atau rasio kasus positif di sekolah.

PTM akan tetap berlanjut apabila angka positivity rate kurang dari 1-4 persen populasi sekolah. Dan sebaliknya, PTM dihentikan apabila kasus positif lebih dari 5 persen populasi.

“Jadi PTM bakal tetap berjalan kalau kurang dari 1 persen, dan antara 1-5 persen. Untuk rombongan belajar yang positif tetap dikarantina, yang tidak terpapar bisa lanjut PTM,” tutur dia.

Hingga saat ini pihaknya juga mengupayakan metode active case finding atau pelacakan kontak erat. Yang berarti akan dilakukan pelacakan kontak erat kepada minimal 15 orang dari 1 kasus positif.

Rencana Mendikbudristek

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga berencana mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi untuk PTM di sekolah.

“Integrasi kepada PeduliLindungi dan mengimplementasi program itu di sekolah-sekolah kita,” kata dia.

Diketahui sebelumnya, aplikasi PeduliLindungi adalah salah satu syarat masyarakat bisa beraktivitas pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kita akan spesifik menutup sekolah, di mana kalau sudah melampaui 5 persen positivity rate. Jadi secara klinis dan juga statistik jauh lebih valid, jauh lebih targeted dan tidak merugikan,” jelas Nadiem.

Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang juga melakukan tes massal sebagai screening kepada guru dan murid karena pembukaan 148 sekolah jenjang SMP, dari total 199 unit, untuk PTM.

“Sisanya tahap empat,” kata Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Tangerang Eni Nurhaeni.

Kemudian, Institut Teknologi Bandung (ITB) pun menerapkan tatap muka sebagai transisi perkuliahan dari online atau hybrid. ITB pun mewajibkan mahasiswa yang akan masuk kampus sudah di vaksin minimal satu kali.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Jaka Sembiring mengatakan, kuliah tatap muka dilakukan untuk meningkatkan atmosfer akademik.

“Kegiatan PTM ini bukan bersifat euforia melainkan telah diukur untuk meningkatkan dan membangun kembali atmosfer akademik,” kata Jaka.

 

Related posts