Mengukur Risiko Tertular Virus Corona, Berdasarkan Golongan Darah

Mengukur Risiko Tertular Virus Corona, Berdasarkan Golongan Darah1
Seorang yang bergolongan darah A kemungkinan akan lebih rentan terhadap virus corona ini. Sementara pada golongan darah O akan lebih resisten atau kuat. Data itu yang diungkap oleh sebuah studi di Tiongkok, pada saat itu dia yang tertular penyakit dikenal sebagai COVID-19.
Peneliti medis yang mengambil pola golongan darah kurang lebih dari 2000 pasien yang terinfeksi virus di Wuhan dan Shenzhen dan membandingkannya dengan populasi orang yang sehat pada penduduk setempat. Peneliti yang menemukan bahwa pasien dengan bergolongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi dan mengalami gejala yang lebih parah pula.
Para peneliti yang mengatakan bahwa studi ini dapat menjadi pertimbangan bagi tenaga medis dalam hal menangani pasien. Terkhusus bisa ada perbedaan golongan darah dalam merencanakan langkah-langkah mitigasi atau merawat pasien.
Orang-orang dari golongan darah A mungkin perlu secara khusus memperkuat perlindungan pribadi pada imunnya untuk mengurangi kemungkinan infeksi, tulis peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan bersama Pusat Pengobatan Berbasis Bukti dan Terjemahan di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, pada Rabu (18/03/2020).
Pasien yang terinfeksi virus corona dengan bergolongan darah A ini mungkin harus lebih memiliki pengawasan yang penuh dan perawatan yang agresif,” kata Wang Xinghuan.
Sebaliknya dengan orang yang bergolongan darah O ini memiliki resiko yang secara signifikan lebih rendah untuk terinfeksi dari penyakit menular dibanding dengan golongan darah non O. 
Dari 206 pasien yang meninggal akibat virus corona di Wuhan, 85 jiwa diantaranya memiliki golongan darah A, yang 63 persen lebih banyak daripada 52 jiwa dengan tipe O. Pola ini berada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
Mungkin bermanfaat untuk memperkenalkan golongan darah A, B, O pada pasien dan tenaga medis sebagai bagian rutin dari manajemen, untuk membantu menentukan opsi manajemen dan menilai tingkat paparan resiko orang,” kata Wang
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh Tiongkok temasuk juga Beijing, Wuhan, Shenzhen dan Shanghai. Seorang peneliti dari Lab Kunci Negara Hematologi Eksperimental di Tianjin Gao, yang tidak terlibat dalam penilitian itu, mengatakan penelitian itu bisa dilakukan pada sampel yang lebih besar. Meskipun 2000 sampel tidak kecil, namun jumlah kasus terinfeksi kini mencapai 180 ribu orang secara global.
Keterbatasan dari penelitian adalah tidak memberikan keterangan yang jelas tentang fenomena tersebut, seperti interaksi molekuler antara virus dan berbagai jenis sel darah merah,” kata Gao.
Golongan darah yang ditentukan oleh apa yang disebut dengan antigen, suatu bahan pada permukaan sel darah merah dapat memicu respon imun. Ahli biologi Australia, Karl Landsteiner menemukan golongan darah utama pada tahun 1901, menamakannya tipe A, B, AB, dan O. Penemuan ini, memungkinkan transfusi darah yang aman dengan mencocokkan golongan darah pada pasien.
Di Wuhan juga memiliki populasi sekitar 11 juta, 32 persen banyaknya orang bergolongan darah O, sedangkan 34 persen orang bergolongan darah A diantara orang-orang sehat. Diantara pasien terinfeksi corona sekitar 38 dan 25 persen.
Hanya saja, itu semua tidak berlaku secara umum.
Jika salah satu diantara bergolongan darah A, maka tidak perlu panik. Itu tidak berarti akan terinfeksi dengan corona 100 persen,” katanya.
Dan jika diantaranya lagi bertipe O, itu bukan berarti kesehatan aman dengan sempurna. Masih harus mencuci tangan dan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,” lanjutnya.

Related posts