Virus Korona Mengancam Ekonomi China

Rakyat Merdeka – Virus korona telah menyebar ke seluruh Tiongkok dan sekitarnya. Virus ini telah menginfeksi ratusan orang. Wabah telah mulai berdampak pada perekonomian China tepat sebelum Imlek.

Karena jumlah kematian dan jumlah kasus yang dikonfirmasi terus meningkat dengan cepat, pemerintah China telah mengunci kota-kota di provinsi Hubei. Ini termasuk kota Wuhan, dimana wabah ini diyakini berasal.

Tahun Baru Imlek merupakan salah satu periode tersibuk untuk bepergian. Pemerintah China sengaja memutuskan untuk mengunci kota-kota tersebut tepat sehari sebelum Imlek dirayakan. Tujuannya adalah supaya orang-orang tidak nekat bepergian ketika virus sedang menyebar dalam skala besar.

Turunnya Angka Turis

Dengan jaringan transportasi ke kota-kota yang terkena virus ditutup, Group Kereta Api mengatakan bahwa penumpang bisa mendapatkan retur mulai 24 Januari. Penerbangan ke Wuhan atau dari Wuhan pun sudah dibatalkan. Penumpang yang sudah membeli tiket pesawat bisa meminta retur, menurut pengumuman awal pekan ini.

Sementara itu, kota-kota sudah mencegah penduduknya untuk mengadakan pertemuan guna meminimalisir penyebaran virus korona. Pada hari Kamis (23/1), Beijing membatalkan acara publik termasuk pameran kuil Tahun Baru Imlek. Shanghai pun membatalkan beberapa kegiatan yang dijadwalkan untuk liburan ini. Pemerintah Shanghai pun mengumumkan bahwa beberapa tempat wisata akan ditutup.

Industri pariwisata lokal sudah mulai menawarkan kliennya pembatalan gratis di semua hotel, sewa mobil, dan tiket ke beberapa tempat wisata di Wuhan.

Pasar Saham & Komoditas Kacau

Epidemi datang karena investor masih pusing dari ketegangan perdagangan AS-China. Ini membuat beberapa pasar saham utama Asia turun. Meskipun index Hang Seng Hongkong naik lebih tinggi pada hari Jumat (24/1), minggu ini turun 3,8%. Penurunan ini membukukan penurunan mingguan terbesar sejak November 2019.

Bursa saham Shanghai ditutup karena libur dengan indeks Shanghai Composite kehilangan 3,17% dalam seminggu. Nikkei 225 di Jepang turun hampir 1% dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Sementara virus korona juga berdampak pada pasar minyak, dengan harga berjangka untuk benchmark global Brent dan WTI jatuh minggu ini. China merupakan salah satu importir utama minyak mentah dan permintaannya jauh lebih besar daripada AS. Virus korona bisa mengurangi permintaan minyak sebesar 260.000 barrel per hari dan mendorong harga untuk turun menjadi $3 per barrel.

Related posts