Biadab! Wanita Pengidap Gangguan Jiwa Diperkosa Bergilir di Depan Anak Sampai Hamil

Biadab! Wanita Pengidap Gangguan Jiwa Diperkosa Bergilir di Depan Anak Sampai Hamil

Rakyat Merdeka — Seorang wanita yang mengidap gangguan jiwa menjadi korban perkosaan hingga hamil. Wanita yang telah memiliki seorang anak perempuan itu kini mengalami trauma.

Polisi saat ini tengah menyelidiki kasus pemerkosaan yang dialami korban. Diduga sebelumnya korban merupakan kurir narkoba, melihat dari pesan-pesan yang ada di dalam ponsel korban.

     1. Diperkosa bergilir

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (04/08/2020), mata IN (35) langsung melotot dan segera memeluk erat anaknya di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Nunukan Kalimantan Utara tempatnya bernaung selama ini.

IN merupakan korban perkosaan yang dilakukan oleh sejumlah pria. Para pelaku memanfaatkan kondisi IN yang mengalami gangguan jiwa. Sampai akhirnya korban hamil dan melahirkan bayi laki-laki, pada Sabtu (01/08/2020) lalu.

“Dia kejiwaannya terganggu, dia juga korban asusila dari sejumlah orang yang tega memanfaatkan kondisinya, sampai hamil mereka buat, kasihan,”ujar Sekretaris Dinas Sosial Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi, pada Selasa (04/08/2020).

      2. Diperkosa di depan anak

Selain mengalami gangguan jiwa, kini IN mengalami paranoid akut. IN sama sekali tak mau jauh dari anak-anaknya. Ia selalu merasa curiga terhadap orang-orang di dekatnya karena mengira akan mengambil anaknya. IN juga mengamuk apabila orang lain merawat anak-anaknya.

Saat peristiwa pemerkosaan itu terjadi, IN sedang bersama anak perempuannya. Para pelaku datang dan langsung memperkosa IN di depan anaknya.

“Dan perbuatan itu dilakukan dengan disaksikan anaknya, itu sangat mengerikan, sang anak kami tanya juga bercerita apa yang dilihatnya, ada banyak yang melakukan itu disaksikan si anak, ini menjadi bahan pemikiran kami,’’ katanya.

     3. Dugaan stres akibat narkoba

IN ditemukan oleh dinas sosial di sebuah perahu kayu bersama sang anak di Pantai Jalan Lingkar, Nunukan Selatan. Saat ditemukan, IN membawa sebuah tas yang berisi ponsel. IN diduga adalah seorang kurir narkoba jika dilihat dari isi percakapan di ponselnya.

“Menurut polisi, IN ini kemungkinan akan dijadikan kurir narkoba, dan tidak menutup kemungkinan otaknya terganggu akibat narkoba juga,’’ kata Yaksi.

IN sempat akan dipulangkan ke Pinrang, Sulawesi Selatan yang merupakan tempat asalnya. Namun kondisinya yang tidak stabil membuat IN tak mungkin dipulangkan. Petugas pernah hendak memulangkan IN, namun ia terus mengamuk dan melompat dari mobil.

“Kalau dipulangkan dia harus merawat neneknya, tidak mungkin dengan kondisi demikian pastinya, kita pulangkan dia mengamuk, bagaimana nanti di kapal lepas saat petugas kita lengah, terlalu berisiko, jadi kita biarkan di RPTC, entah sampai kapan, dia sudah lebih enam bulan di situ,” tuturnya.

Petugas mengalami kesulitan finansial karena tidak ada dana bantuan dari pemerintah. Sementara anak pertama IN rencananya akan dibawa ke panti asuhan apabila kondisi IN sudah stabil.

Related posts