Foto Viral Polisi Malaysia Copot Stiker Komunis dari Sebuah Restoran

Foto Viral Polisi Malaysia Copot Stiker Komunis dari Sebuah Restoran

Rakyat Merdeka — Sebuah foto viral menunjukkan polisi Malaysia mendatangi sebuah restoran, dan mencopoti berbagai stiker berbau komunis.

Pada Sabtu (2/1/2021), Polis Diraja Malaysia (PDRM) menginvestigasi rumah makan di Juru, Penang, karena menampilkan dekorasi mendiang pendiri China modern, Mao Zedong.

Kepala Departemen Investigasi Kriminal Rahimi Ra’ais kepada Bernama berkata, restoran itu dipunyai oleh pria berusia 40 tahun.

Dalam penggerebekan, polisi tak hanya mencopot stiker berbagai komunis itu, namun juga menanyai sejumlah pegawai, termasuk manajer restoran.

Adapun si pemilik dilaporkan saat ini tengah menjalani karantina selama dua pekan sebagai bagian dari pencegahan virus corona.

Restoran itu sudah beroperasi sejak 2019. Si pemilik juga mempunyai gerai rumah makan lain yang berlokasi di Pulau Tikus sejak 2016.

Saat ini, penegak hukum menginvestigasi menggunakan Pasal 47 UU Masyarakat 1966, yang melarang menampilkan propaganda yang tak sesuai hukum.

Kemudian pasal 505 (b) dari KUHP Malaysia, di mana berisi larangan membuat atau memublikasikan segala rumor yang bertujuan membuat panik masyarakat.

“Ini hanya dekorasi” Langkah PDRM mendatangi rumah makan di Juru disesali Ketua Aosiasi China Malaysia (MCA) di Penang, Datuk Tan Teik Cheng.

Dikutip dari laman World of Buzz, pada Senin (4/1/2021), dia memberikan pembelaan di Facebook dengan menyatakan langkah PDRM sangatlah berlebihan.

“Poster itu hanyalah sebuah dekorasi. Tentunya ada cara yang lebih baik menangani situasi seperti ini dibanding mencopotnya,” kritik Tan.

Dia menuturkan, dia yakin bahwa si pemilik restoran tidak mempunyai agenda menyebarkan propaganda yang berhubungan dengan komunisme.

Tan mengatakan istri si pemilik adalah warga negara China, dan berusaha berkeyakinan bahwa pemasangan poster itu adalah bentuk kecintaan terhadap negaranya.

Si politisi berharap netizen tidak menanggapi pencopotan itu dengan melontarkan kalimat yang berpotensi menjadi konflik rasial.

Dia juga memeringatkan jika masalah ini menjadi besar, dia khawatir bakal memengaruhi relasi yang baik antara Malaysia dan China.

Related posts