Ikut Kerusuhan Gedung Capitol, 2 Pendukung Trump Dipecat dari Tempat Kerja

Ikut Kerusuhan Gedung Capitol, 2 Pendukung Trump Dipecat dari Tempat Kerja

Rakyat Merdeka — Dua pendukung Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump yang ikut kerusuhan di Capitol Hill pada Rabu (6/1/2021) dipecat dari tempat kerjanya.

Kedua orang tersebut tertangkap kamera ketika ikut masuk ke dalam Gedung Capitol sebagaimana dilansir dari Daily Mail, Kamis (7/1/2021).

Navistar Direct Marketing mengeluarkan pernyataan yang berbunyi memecat salah karyawan mereka yang masuk ke dalam Gedung Capitol.

Perusahaan itu menambahkan bahwa mereka diberi tahu kalau ada seorang pria yang mengenakan lencana perusahaan di Gedung Capitol pada Rabu.

“Setelah meninjau bukti foto, karyawan tersebut telah dipecat karena suatu alasan,” imbuh Navistar Direct Marketing.

Perusahaan kemudian mengatakan mereka bekerja sama dengan pihak berwenang. Navistar Direct Marketing juga mengatakan tidak akan menoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun.

“Meski kami mendukung hak semua karyawan untuk melaksanakan kebebasan berbicara secara damai dan sesuai hukum, setiap karyawan yang menunjukkan perilaku berbahaya yang membahayakan kesehatan dan keselamatan orang lain tidak akan lagi memiliki peluang kerja dengan Navistar Direct Marketing,” tambah perusahaan itu.

Selain itu, perusahaan Goosehead Insurance juga memecat salah satu karyawan mereka yang terlibat dalam aksi tersebut.

Seorang juru bicara Goosehead Insurance mengatakan kepada Daily Mail bahwa tindakan mantan karyawannya itu bukanlah representasi atau didukung oleh Goosehead Insurance.

“Dia tidak lagi dipekerjakan oleh Goosehead Insurance. Pernyataan resmi akan dirilis,” kata juru bicara Goosehead Insurance tersebut.

Dalam kerusuhan tersebut, polisi menangkap 68 orang. Sebanyak empat orang juga dilaporkan tewas.

Biro Investigasi Federal (FBI) kini tengah menyelidiki kerusuhan tersebut dan menerima laporan mengenai identitas paserta kerusuhan itu.

“Jika Anda telah menyaksikan tindakan kekerasan yang melanggar hukum, kami mendesak Anda untuk mengirimkan informasi, foto, atau video apa pun yang mungkin relevan,” tulis FBI di Twitter.

Polisi kemudian merilis gambar “orang-orang berkepentingan” yang ingin mereka identifikasi.

Sebagian di antara mereka yang ditangkap dikenakan tuduhan melanggar pembatasan. Sedangkan beberapa di antaranya dituduh membawa senjata api tanpa izin.

Mantan Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe, mengatakan biro itu harus mengidentifikasi, menangkap, dan menuntut setiap orang yang mungkin yang memasuki Gedung Capitol sebagai prioritas utama.

Beberapa di antara mereka yang ikut dalam kerusuhan tersebut berhasil diidentifikasi oleh para netizen.

Sebagian besar dari mereka adalah anggota kelompok sayap kanan, pendukung supremasi kulit putih, Neo-Nazi, dan pendukung teori konspirasi QAnon.

Mereka berasal dari negara bagian di seluruh negeri termasuk Arizona, Michigan, Georgia, Pennsylvania, North Carolina, dan Oregon.

Salah satu perusuh yang berhasil masuk Gedung Capitol adalah Richard “Bigo” Barnett. Pria berusia 60 tahun tersebut dengan berani meletakkan kakinya di atas meja Ketua DPR Nancy Pelosi di kantornya.

Perusuh lain yang berhasil diidentifikasi adalah Tim Gionet, seorang tokoh yang terkenal di internet yang digambarkan oleh Southern Poverty Law Center Selatan sebagai seorang nasionalis kulit putih. Gionet sempat terlibat dalam aksi unjuk rasa sayap kanan Charlottesville pada 2017.

Related posts