Kembali Disindir Tak Percaya COVID-19, Rina Nose: Riwayat Kesehatan Saya Buruk

Kembali Disindir Tak Percaya COVID-19, Rina Nose: Riwayat Kesehatan Saya Buruk

Rakyat Merdeka — Rina Nose sempat disorot usai iseng melakukan rapid tes pada sambal cireng. Ia disebut merupakan salah satu orang yang tidak mempercayai adanya Covid-19.

Persoalan terkait hal tersebut, rupanya hingga kini belum juga berakhir. Bahkan baru-baru ini, seorang netizen terlihat menyindir Rina terkait Covid-19.

Rina Nose

“Semoga rekan-rekan kerja Rina Nose baik-baik saja ya, soalnya mereka pada percaya COVID-19 dan mereka berusaha semampunya buat jaga diri, tapi ya kalau ada 1 orang temannya yang bandel gmna atuh!!” tulis akun @rayagungoogle.

Menanggapi hal tersebut, Rina Nose akhirnya buka suara. Ia menyebut Covid-19 bukanlah sebuah kepercayaan.

“Ya edukasi dong. Berbagi ilmu pengetahuan dong. Kopid kan bukan kepercayaan. Bukan bandel, tapi belajar!” balas Rina di kolom komentar.

Menambahkan tulisannya di kolom komentar, istri Josscy Aartsen ini juga menyebut ia memiliki riwayat kesehatan yang buruk hingga sempat mengalami batuk kronis hingga berbulan-bulan lamanya. Akan tetapi, sosoknya yang enggan hidup dalam ketakutan membuat Rina belajar bahwa ilmu pengetahuan mampu mengalahkan hal tersebut.

“Riwayat kesehatan saya juga buruk sejak kecil. Gampang sakit. Pernah ada riwayat batuk kronis sampai hampir 4 bulan dan napas pendek-pendek,” papar Rina.

“Lalu apakah saya harus hidup dalam ketakutan dan menyalahkan orang lain terus menerus? Makanya belajar, Sebab pengetahuan akan mengalahkan ketakutan. Dan logika akan mengalahkan kepanikan,” sambungnya.

Melalui keterangan foto, wanita 37 tahun itu juga mengaku tidak mau berada dalam kubu pro ataupun kontra Covid. Ia hanya ingin belajar dan mengambil kesimpulan dari wabah yang sudah satu tahun lebih melanda Indonesia.

Rina Nose

“Saya mah enggak mau kubu-kubuan. Saya mah berada di jalur luar yang melihat semua peristiwa dari berbagai sisi. Saya bersama orang-orang yang mau belajar. Bukan yang percaya atau tidak percaya. Bukan yang ketakutan atau yang menyepelekan. Saya akan tetap belajar. Sebab kesimpulan diambilnya belakangan. Kalau di awal namanya pendaftaran,” pungkasnya.

Related posts