Coconut Wine Membunuh 11 Orang Di Filipina Saat Natal

Rakyat Merdeka – Setidaknya 11 orang tewas dan ratusan lainnya dirawat di Rumah Sakit Filipina. Dicurigai bahwa korban-korban menderita keracunan metanol setelah minum coconut wine buatan lokal saat perayaan Natal.

Laporan media lokal mengatakan bahwa ada 300 orang dirawat di rumah sakit di provinsi Laguna dan Quezon di Luzon. Mereka memberikan tanda-tanda keracunan seperti sakit perut, pusing, dan muntah setelah minum coconut wine pada hari Natal.

Sebanyak 265 orang dirawat di rumah sakit di kota Rizal, Departemen Kesehatan Laguna mengkonfirmasi.

Coconut wine, atau lambanog, adalah minuman keras kelapa sawit yang disuling dari nira kelapa dengan kandungan alkohol 40% hingga 45%. Ini adalah minuman populer selama musim Natal yang dirayakan secara luas di Filipina.

Badan Pengawas Obat Dan Makanan Filipina memberikan keterangan bahwa lambanog dinyatakan positif mengandung metanol tinggi, sejenis alkohol yang beracun bagi tubuh. Dalam beberapa kasus, menyebabkan kebutaan dan kematian.

“Keracunan lambanog disebabkan oleh residu metanol. Dimana residu tingkat tinggi dalam metanol akan menjadi sangat beracun bagi manusia. Metanol adalah zat yang muncul secara alami selama proses penyulingan, yang harus dipisahkan dan dihilangkan setelahnya,” kata Menteri Kesehatan Francisco T. Duque III.

Fred Rey, pemilik pabrik penyulingan lokal yang memiliki izin untuk beroperasi, menyerahkan diri kepada pihak kepolisian pada hari Senin (23/12). Ia menghadapi beberapa tuduhan pembunuhan dan cedera fisik.

Baca Juga: Tes Guru Asing Di Indonesia: Apakah Anda LGBT?

Penjualan lambanog sementara telah dilarang di Laguna, dan Rizal menyatakan keadaan darurat pada hari Senin sehingga pemerintah dapat menawarkan bantuan keuangan kepada para korban.

Badan Pengawas Makanan dan Obat menekankan pentingnya fermentasi yang tepat pada produksi wine. Ini demi mencegah keracunan. Badan Pengawas telah berulang kali mengeluarkan peringatan untuk penyuling lambanog atas kandungan metanol tinggi.

Juru bicara kepresidenan Salvador Panelo mengatakan bahwa pemerintah sangat khawatir atas kasus keracunan yang dilaporkan ini. Mereka juga mendesak masyarakat untuk tidak membeli alkohol kecuali jika disetujui oleh Badan Pengawas.

Ini bukan pertama kalinya orang meninggal karena minum lambanog di Filipina.

Musim Natal 2018, setidaknya 20 orang di wilayah Tagalog Selatan dan Luzon Tengah meninggal setelah minum coconut wine ini.

Related posts